Adinda Azzahra Promosikan Wisata Garut di JTE 2017

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Adinda Azzahra Tour  memanfaatkan Japan Tourism Expo 2017 untuk mempromosikan pariwisata Indonesia, antara lain Jakarta, Bogor dan Garut.  “Bersama para pelaku wisata lainnya dari Indonesia, kami mempromosikan wisata Indonesia kepada masyarakat Jepang,” kata Chief Executive Officer (CEO) Adinda Azzahra Tour Priyadi Abadi kepada Republika.co.id, Kamis (21/9).

Ia menambahkan, salah satu yang dipromosikan oleh Adinda Azzahra adalah pariwsata Garut, Jawa Barat. “Termasuk di dalamnya aneka produk Chocodot  yang merupakan produsen coklat terbesar di Indonesia, milik pengusaha nasional putra daerah Garut, Kiki Gumelar,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengikuti pameran Japan Tourism Expo 2017, yang digelar  di Tokyo International Exhibition Center (Tokyo Big Sight), Jepang, 21-24 September 2017. Japan Tourism Expo (JTE) 2017, ini merupakan kolaborasi dari Japan Travel and Tourism Association (JTTA), Japan  Association of Travel Agents (JATA) dan Japan National Tourism Organization (JNTO).

“Ini bursa pariwisata tahunan terbesar di Jepang. Informasi yang kami terima, tahun ini akan diikuti lebih dari 1.100 buyers dan seller dari 150 negara dengan 1.100 booth dan ditargetkan akan dikunjungi lebih dari 175 ribu pengunjung,” kata Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kemenpar Vinsensius Jemadu.

Dia juga menyebutkan, pada JTE ke-25 ini Kemenpar  memasilitasi 35 pelaku industri pariwisata Indonesia dari berbagai provinsi untuk mengikuti acara itu. Mereka bergerak pada jasa biro perjalanan, hotel, Pemda, cruise, pengelola destinasi wisata, theme park, hingga maskapai penerbangan. Salah satu pelaku industri pariwisata Indonesia itu adalah Adinda Azzahra.

Pada JTE 2017 itu, booth Indonesia dikunjungi oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana, Kamis (21/9).

Priyadi mengemukakan alasan mengapa Adinda Azzahra mempromosikan Garut dan Chocodot kepada masyarakat Jepang.  Pariwisata didukung oleh berbagai faktor pendukung agar bisa berkembang. Salah satunya adalah kuliner. Di samping hotel atau penginapan, transportasi dan sebagainya.

“Pada kesempatan JTE ini kami akan mengangkat Garut tidak hanya sebagai destinasi wisata tapi juga kulner atau snack atau makanan khas Garut, yaitu coklat dodol yang bermerek dagang Chocodot,” ujar Priyadi yang juga chairman Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF).

Mungkin awalnya orang mengira Garut itu kota dodol. Memang  dodol lebih dulu hadir ketimbang Chocodot. Namun, saat ini kota Garut lebih dikenal sebagai kota produk coklat olahan atau dodol coklat dengan merek Chocodot. “Hampir setiap 300 meter terdapat iklan, banner dan flyer Chocodot. Saat ini boleh dikatakan Kota Garut itu identik dengan  Chocodot,” tuturnya.

Priyadi menyebutkan, inovasi Kiki Gumelar, pemilik Chocodot, luar biasa.  “Ia berani sekali dalam mengemas Chocodot ini menjadi sebuah makanan yang bukan hanya berkualitas tapi menarik dari segi packaging dan berbagai macam varian yang membuat Chocodot bisa langsung mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia,” paparnya.

Alhasil, kata Priyadi, mind set orang yang selama ini mengenal Garut sebagai kota dodol, saat ini mungkin sudah berubah.  “Karena kalau kita datang Garut, di mana-mana kita menjumpai spanduk, banner dan flyer Chocodot. Jumlah outlet Chocodot banyak sekali. Bukan hanya di kota Garut, tapi juga di berbagai kota di Indonesia. Jadi, Chocodot cukup sukses dan perlu kita dukung terus sehingga menjadi lebih mendunia,” papar Priyadi yang juga ketua Asosiasi Tour Leader Muslim Indonesia  (ATLMI).

Ia menyebutkan, pada kesempatan JTE 2017 ini, Adinda Azzahra juga menjual Jakarta City Tour, Bogor City Tour, paket City Tour Kota Tua Jakarta. “Semua itu kita jual kepada para wisatawan mancanegara (wisman), khususnya wisman asal Jepang. Ini merupakan bagian dari upaya kami, baik sebagai Adinda Azzahra maupun IITCF menjawab himbauan Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Kemenpar Riyanto Sofyan agar para travel agent lebih aktif mempromosikan dan menjual paket-paket pariwisata dalam negeri (inbound) kepada para wisman,” tutur Priyadi Abadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *