
PA| Taipei–Kehebohan peserta tour Taiwan Muslim Educational Trip yang diselenggarakan oleh Asosiasi Travel Agent Taiwan dan Indonesia Islamic Travel Forum Communication ( IITCF) sudah terlihat sejak jam 11.00 di dekat Pintu Keberangkatan Internasional 2 E, Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, hari ini (9/10).
Setiap kali ada peserta datang, sambutan dan saling sapa terdengar akrab. Maklum 30 orang peserta trip anggota komunitas travel agent yang bergerak di paket wisata Muslim ini bukan hanya dari Jabodetabek, tetapi juga ada yang datang dari Solo, Surabaya dan Bandung sehingga ketibaan dari kota asal ke Jakarta yang tepat waktu membuat lega hati anggota rombongan lainnya.
Wisata Muslim ke berbagai negara belakangan menjadi trend yang sedang berkembang. Tak ketinggalan, Taiwan turut mengajukan potensi wisata Muslimnya bagi wisatawan Indonesia yang ingin ke sana. Tak tanggung-tanggung, kali ini pemerintah Taiwan mengundang 200 tour operator termasuk di dalamnya sejumlah wartawan media cetak, elektronik maupun onlines.
“Untuk rombongan besar ini peserta travel agent umum datang dari Jakarta, Surabaya dan Medan. Sedangkan 30 travel agent lainnya yang biasa mengemas paket untuk Muslim traveler yang bergabung di IITCF akan mengikuti edutrip ke obyek-obyek wisata yang cocok untuk Muslim dengan sholat dan makanan halal terjamin,” kata Priyadi Abadi, Ketua IITCF.
Setiap peserta mulai dari keberangkatan sudah belajar bagaimana mengatur barang bawaan, mengambil name-tag dan luggage tag di kordinator yang pada hari keberangkatan di kordinasikan oleh Hanum, Edy dan Anty.
“Tiap peserta belajar dan melayani dirinya sendiri sehingga jika harus membawa rombongan atas nama perusahaannya masing-masing sudah tahu apa yang dilakukan karena peserta saat ini bukan hanya tour leader tetapi para pemilik travel agent itu sendiri yang harus turun lapangan,” tambahnya.
Enam hari sebelum keberangkatan, pihaknya telah mengumpulkan peserta untuk menjelaskan jadwal perjalanan selama tour mulai 9-16 November 2016. Peserta juga bergiliran untuk menjadi kordinator dari rombongan terdiri dari tiga orang/ hari.
Nama-nama kordinator setiap hari juga telah ditentukan dan disepakati bersama sehingga mereka akan bertanggungjawab untuk mengumpulkan kembali semua peserta ke dalam bus usai berkunjung ke obyek-obyek wisata yang ada.
Berbagai fasilitas telah dipersiapkan pemerintah Taiwan untuk wisatawan Muslim. Salah satunya ialah 13 taman nasional yang memiliki fasilitas seperti mushola dan tempat wudhu. Dari obyek-obyek yang disebutkan dalam perjalanan, trip ini akan mengunjungi taman rekreasi sekaligus taman safari seperti Leofoo Village Theme Park.
Tempat lainnya yang disukai wisatawan Indonesia adalah Window on China (WoC) Theme Park, yang merupakan salah satu theme park lama di Taiwan.Tertera juga taman-taman tematik Tai Yi Ecological Leisure Farm dengan 7 kawasan berbeda, Peacock Garden, ini adalah taman burung merak, dimana penangkaran dan pengembang biakkan menyajikan pemandangan tarian burung merak yang indah.
Masih banyak obyek wisata yang dikunjungi termasuk perkebunan dan pertanian , Ada sedikitnya 7 resort pertanian bersertifikasi halal seperti Shangrila Leisure Farm, Chienhu Chuanchi Ecological Farm, TaiYi Ecological Farm, ZhuoYe Cottage Farm, Forest 18 Leisure Farm, Toucheng Leisure Farm dan Long Yun Leisure Farm.
Farm forest bersertifikasi halal ini dimaksudkan untuk menjaring dan memudahkan wisatawan muslim dari Indonesia untuk mencari makanan, penginapan dan lain sebagainya. Di ketahui jumlah wisatawan Indonesia ke Taiwan terus meningkatkan tiap tahunya.
“Walau lebih banyak wisatawan Taiwan datang ke Indonesia namun setiap tahun wisatawan Indonesia yang datang ke Taiwan meningkat. Tahun 2015 ada sekitar 500 ribuan wisatawan Indonesia datang ke Taiwan yang masih didominasi wisatawan yang berasal dari Jakarta dan Surabaya
Wisata alam ke danau, pegunungan hingga mal-mal besar dan tempat-tempat modern serta wisata sejarah juga masuk dalam jadwal yang dikunjungi. Sudah terbayang berapa lama kaki ini harus melangkah apalagi hampir tiap hari perjalanan terakhir adalah mengunjungi pasar malam di Nantou, Chiayi, Taichung dan Taipei.
Tak hanya taman dan kebun, Taiwan juga sudah memiliki enam masjid besar yang tersebar di seluruh negara. Tiga di antaranya ialah Taipei Grand Mosque, Taichung Mosque, dan Kaoshiung Mosque.
Taiwan juga sudah memiliki 80 hotel dan rumah makan bersertifikasi halal yang dikeluarkan oleh Chinese Moslem Association. Salah satu tanda yang diberikan untuk produk makanan ialah cap. Chesnut Cake milik Vigor Kobo misalnya, salah satu ‘brand’ Taiwan memberikan cap halal pada kemasannya.
Jam keberangkatan akhirnya tiba dengan China Airlines CI 762 dan tinggal landas dengan mulus jam 14.30 sesuai jadwal dan tiba di Taiwan Taoyuan International Airport jam 20.55 waktu setempat yang lebih awal satu jam dari Jakarta.
Pesawat mendarat tepat pukul 21.18 di bandara Taiwan Toyuan International Airport. Sebelum melewati pemeriksaan imigrasi rombongan sempat berfoto bersama grup karena di luar airport sudah terlalu gelap.
Setelah urusan imigrasi selesai, kami disambut lekukan berbentuk gunung dan awan. Kehebohan suara peserta wanita langsung mendominasi usai mengambil bagasi karena sibuk selfie.
Christina atau Tina menjadi guide lokal yang menyambut. Begitu urusan bagasi sudah selesai masuk dalam bus , Tina langsung berterima kasih karena anggota rombongan sangat membantu pekerjaannya. Di dalam bus supir berada di bagian bawah bersama bagasi sementara penumpang duduk di dek atas.
Sepanjang perjalanan menuju hotel, Tina jadi seperti seorang stand up comedy karena dia langsung menirukan ucapan coach Anti, anggota rmbongan IITCF yang berbahasa Indonesia sehingga kami jadi terbahak-bahak mendengar ucapan-ucapan yang tidak pas di dengar.
Bandara ini lokasinya sebenarnya agak ‘meleset’ dari Taipei, karena berada di kota kecil yang bernama Taoyuan , dari sinilah asal nama Taiwan Taoyuan International Airport.
Airportnya modern, ada Terminal 1 dan Terminal 2 tergantung flight kita. Dari Taoyuan Airport perlu hampir satu jam perjalanan bus ke pusat Taipei atau 20 menit jika menggunakan bullet train ala Shinkansen. Jika punya penerbangan lanjutan ke kota lain seperti Kaohsiung atau Tainan, harus sambung ke airport lain yang namanya Songshan Airport, sebuah airport lain di kota Taipei .
Di hall kedatangan banyak terdapat tanda-tanda arah untuk menuju perjalanan lanjutan. Akses dari dan ke airport menuju ke Taipei bisa naik bullet kereta super cepat namun hal pertama yang harus dilakukan adalah naik shuttle bus berwarna hijau (UBus) dari airport terminal 1 menuju Taoyuan High-Speed Rail (HSR) terminal baru kemudian disambung dengan kereta ke Taipei Main Station.
“ Pokoknya transportasi di Taiwan sangat menunjang para backpacker yang suka mengurus rute wisatanya sendiri. Cukup beli kartu bisa digunakan naik angkutan apa saja termasuk belanja di Seven Eleven kalau malam-malam kelaparan,” jelas Tina.
Di perjalanan Priyadi mengingatkan bahwa Edutrip Taiwan ini sekaligus menjadi ajang pelatihan dan peserta bisa menggali hal- hal yang ingin dikemas jika membuat paket wisata Muslim di Taiwan bukan sekedar tour biasa.
“Semua peserta menjadi tour leader dan melayani diri sendiri. Setiap hari diakhir perjalanan dilakukan briefing untuk evaluasi termasuk serah terima tugas untuk kordinator yang bertugas di hari berikutnya. Di hari terakhir peserta akan menghadiri travel mart dengan industri pariwisata Taiwan sehingga bisa belajar bernegoisasi dan mengemas paket bersama,” tambahnya.
Kami check in di hotel Taipei City Suites Nandong Branch. Sebuah hotel di sudut jalan simpang enam di kota metropolitan Taiwan ini. Sebuah papan kecil depan pintu lobby hotel menyambut rombongan Taiwan Fam Trip. Di sambut udara dingin di luar, kami buru-buru masuk dan istirahat sampai besok.