
ELSHINTA| Besarnya potensi wisata muslim harus dibarengi dengan peningkatan kualitas penyelenggara jasa wisata muslim, termasuk di dalamnya para tour leader. Sayangnya, saat ini potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.
“Contoh, potensi yang belum tergarap dengan baik oleh biro travel Indonesia, terutama biro travel haji dan umroh adalah saat musim haji dan umroh yang lebih memilih menggunakan tenaga mukimin sebagai guide jamaah,” kata pengamat haji, Muhammad Subarkah di acara launching Asosiasi Tour Leader Muslim Indonesia (ATLMI) dan hari jadi pertama Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) di Jakarta, Kamis (19/1).
Menurut Subarkah meski dapat mengantar jamaah ke tempat-tempat bersejarah, mukimin belum menguasai betul cerita atau kisah di balik situs tersebut. “Jamaah sebaiknya tidak diserahkan ke mukimin. Agen travel atau tour leader harusnya bisa menggarap ini,” kata Subarkah.
Sementara itu, Priyadi Abadi, tour leader senior yang juga penggagas ATLMI mengatakan, dengan berdirinya Asosiasi Tour Leader Muslim Indonesia (ATLMI). Asosiasi ini diharapkan bisa mewadahi para pemandu wisata muslim.
“Misi ATLMI adalah untuk meningkatkan kualtias sumber daya tour leader muslim Indonesia yang profesional dan berdaya saing tinggi,” kata Priyadi yang juga chairman Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF).
Priyadi menjelaskan, ATLMI berbeda dengan asosiasi-asosiasi travel yang sudah ada. Ini merupakan asosiasi profesi yang nantinya tidak hanya mewadahi tour leader untuk wisata muslim, tapi juga para pendamping jamaah umrah dan haji (muthawif dan muthawifah).