PA | Masjid Istiqlal Osaka: Jejak Diaspora Indonesia di Jepang. Di tengah hiruk-pikuk kota Osaka yang dikenal sebagai pusat mode, kuliner, dan hiburan di Jepang, terdapat sebuah sudut yang menghadirkan ketenangan, kehangatan, sekaligus kebanggaan bagi komunitas Muslim internasional—Masjid Istiqlal Osaka.
Kota yang tak pernah tidur ini memang telah menjadi rumah bagi ribuan pendatang dari berbagai negara, termasuk Indonesia, yang datang untuk bekerja, belajar, atau sekadar singgah menikmati pesonanya. Mobilitas yang tinggi tersebut menciptakan kebutuhan akan sebuah ruang spiritual yang tidak hanya nyaman, tetapi juga mudah dijangkau dari pusat-pusat keramaian.
Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan warga Muslim di kawasan Kansai meningkat pesat. Banyak di antara mereka merupakan diaspora Indonesia yang membawa kultur gotong royong dan semangat kebersamaan. Dorongan untuk menghadirkan tempat ibadah yang representatif akhirnya melahirkan sebuah gagasan besar: mendirikan masjid yang mampu menjadi rumah spiritual bagi seluruh Muslim, sekaligus simbol kontribusi diaspora Indonesia di Jepang.
Masjid Istiqlal Osaka berkembang menjadi ikon penting. Banyak tokoh nasional dan pemimpin rombongan wisata Muslim berkunjung ke masjid ini, termasuk Direktur Utama Adinda Azzahra, H. Priyadi Abadi, yang dikenal selalu menyempatkan diri hadir bersama rombongan dalam setiap perjalanan wisata Muslim ke Jepang.
Dari Toko Sepatu Menjadi Simbol Persatuan
Masjid Istiqlal Osaka beralamat di 1 Chome-2-10 Nakahiraki, Nishinari Ward, Osaka, sebuah kawasan yang mudah dijangkau dari berbagai pusat aktivitas kota. Menariknya, bangunan ini awalnya merupakan sebuah toko sepatu. Seiring meningkatnya jumlah Muslim, khususnya dari Indonesia, Malaysia, Pakistan, dan negara-negara Timur Tengah yang tinggal atau berkunjung ke Osaka, kebutuhan akan masjid yang layak pun semakin mendesak.
Komunitas diaspora Indonesia bersama masyarakat Muslim lokal akhirnya mengambil inisiatif untuk membeli bangunan itu dan merenovasinya secara total menjadi masjid bertingkat dengan desain modern minimalis, namun tetap memancarkan nilai arsitektur Islam. Perjalanan panjang itu mencapai puncaknya pada 6 Maret 2023, ketika Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin, meresmikan Masjid Istiqlal Osaka secara langsung.
Nama Istiqlal dipilih sebagai bentuk penghormatan kepada Masjid Istiqlal di Jakarta — simbol kemerdekaan Indonesia sekaligus lambang persatuan umat.
Pelayanan Modern dan Ramah Wisatawan
Masjid Istiqlal Osaka dirancang untuk mampu menampung hingga 1.500 jamaah. Ruangannya dibagi menjadi beberapa lantai:
- Lantai 2: area salat khusus wanita
- Lantai 3 dan 4: area salat untuk jamaah pria
- Lantai 5: ruang serbaguna untuk kajian, pelatihan, hingga kegiatan edukasi
Selain itu, masjid ini memiliki:
- Tempat wudhu bersih dan nyaman
- Ruang kelas dan perpustakaan mini
- Akses lift untuk lansia dan penyandang disabilitas
- Area serbaguna untuk seminar, diskusi, dan kelas pelatihan
- Lokasi strategis yang dekat dengan kawasan populer seperti Shinsaibashi, Namba, dan Shin-Imamiya
Masjid ini juga sering menjadi destinasi utama rombongan wisata Muslim. Dalam berbagai kesempatan, kelompok wisata dari Indonesia—termasuk rombongan dari agen travel Adinda Azzahra—menjadikan masjid ini sebagai lokasi persinggahan ibadah.
Priyadi Abadi, sebagai Direktur Utama, selalu mengajak jamaahnya untuk berkunjung, mengenalkan sejarah masjid, serta mempererat hubungan dengan komunitas Muslim di Jepang.
Bagi wisatawan Muslim, fasilitas ini sangat membantu, terutama ketika berada di pusat kota yang padat aktivitas, namun tetap membutuhkan ruang spiritual yang tenang dan teratur.
Fungsi Sosial Lebih dari Sekadar Tempat Salat
Seperti masjid-masjid besar di negara minoritas Muslim lainnya, Masjid Istiqlal Osaka memainkan peran ganda. Tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan komunitas.
Beberapa kegiatan rutin yang diadakan:
Kajian Islam Mingguan
Mengundang penceramah lokal hingga tokoh nasional seperti Ustadz Adi Hidayat, yang sering mengisi kajian ketika melakukan dakwah di Jepang.
Kelas Edukasi Komunitas
Termasuk:
- kelas membaca Al-Qur’an untuk anak-anak
- kelas bahasa Indonesia bagi generasi kedua diaspora
- kelas agama untuk mualaf
Layanan Konsultasi dan Sosial
Masjid menyediakan ruang bagi warga untuk berkonsultasi tentang isu keluarga, syariah, hingga adaptasi kehidupan di Jepang.
Pusat Silaturahmi Internasional
Komunitas Indonesia, Malaysia, India, Bangladesh, serta banyak wisatawan Muslim sering singgah di masjid ini, menjadikannya wadah interaksi budaya dan agama.
Tidak heran jika suasana masjid terasa hangat dan inklusif, mencerminkan karakter masyarakat Indonesia yang ramah dan akrab.
Nilai Strategis bagi Wisatawan Muslim
Osaka merupakan destinasi favorit wisatawan internasional. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan Muslim, kebutuhan akan fasilitas halal pun ikut meningkat. Masjid Istiqlal Osaka menjawab kebutuhan tersebut dengan sangat baik.
Beberapa alasannya:
- Lokasi sangat strategis dekat pusat wisata dan transportasi
- Rating tinggi, 4.8/5 dengan lebih dari 400 ulasan, membuktikan kualitas layanan dan kenyamanannya
- Menjadi tempat istirahat dan salat yang mudah diakses saat berkeliling kota
- Staff dan pengurus yang ramah dan fasih Bahasa Indonesia dan Inggris
- Dekat dengan restoran halal di area Namba dan Shinsekai
Tidak sedikit wisatawan yang menjadikan masjid ini sebagai titik kumpul sebelum menjelajahi Osaka.
Rumah Ibadah di Negeri Sakura
Masjid Istiqlal Osaka bukan sekadar bangunan megah empat lantai di tengah Osaka. Ia adalah simbol persatuan, pengabdian, dan harmoni. Dari sejarah pendiriannya hingga perannya hari ini, masjid ini telah menjadi pusat ibadah, pusat komunitas, sekaligus representasi indah dari kontribusi diaspora Indonesia di Jepang.
Bagi siapa pun yang mengunjungi Osaka, terutama wisatawan Muslim yang ikut Bersama rombongan Adinda Azzahra, masjid ini adalah tempat yang wajib disinggahi — entah untuk salat, atau sekadar merasakan rasa kebersamaan di negeri yang jauh dari kampung halaman.[]
